Tak selamanya seperti yang kulihat,
Apa yang kuraba,
Tak selamanya seperti yang kurasa,
Apa yang kuingin,
Tak selamanya seperti yang terjadi,
Ku terus berjalan,
di tepi harapan,
Untuk mencari erti,
Erti Kehidupan yang fana ini,
Hanya semangat dan cintalah,
yang membuatku bertahan,
Bertahan melawan sayatan angin kehidupan,
Mungkin hidup tak selamanya merah membara,
Terkadang harus merasakan kelamnya hitam,
Namun masih ada cahaya putih,
dibalik awan yang kelam,
Masih ada harapan yang menantiku,
dibalik gelapnya malamku...
Sekejap mimpi, sebentang hidup,
dipenuhi warna warni pelangi,
kita bertemu ditengah,
berpeluk erat senada jiwa,
diujung yang tak pernah kau kata dimana,
engkau lenyap dalam diam,
aku juga bingung tak sadar diri,
berulang kali ranjau kuinjak,
harusnya hilang sudah asa disini,
keras tajam kerikil hidup,
menggores hati satu persatu,
kubiarkan hati ini lepas,
namun ia tak pergi juga,
timbul tenggelam di laut fatamorgana,
mestinya palsu, ternyata ada,
bayang2mu melintas kalbu,
tidur panjangku belum berujung,
sepanjang kisah mengalir,
sepenggal ada cerita kita,
bagian terdalam yang tak pernah terlupa,
pasrah sudah kulepas jiwa,
masih berjalan rajutan detik,
dibilang rela, tidak juga,
nafas tetap iringi hidup,
terpaksa kujajaki lorong akhir,
bergelimang airmata darah,
sungguh ajaib,
rapuh ku terkoyak,
tercabik tak berbentuk lagi,
masih berulang berbalik arah,
kepada bayang2mu yang menusuk mata.
kita bertemu ditengah,
berpeluk erat senada jiwa,
diujung yang tak pernah kau kata dimana,
engkau lenyap dalam diam,
aku juga bingung tak sadar diri,
berulang kali ranjau kuinjak,
harusnya hilang sudah asa disini,
keras tajam kerikil hidup,
menggores hati satu persatu,
kubiarkan hati ini lepas,
namun ia tak pergi juga,
timbul tenggelam di laut fatamorgana,
mestinya palsu, ternyata ada,
bayang2mu melintas kalbu,
tidur panjangku belum berujung,
sepanjang kisah mengalir,
sepenggal ada cerita kita,
bagian terdalam yang tak pernah terlupa,
pasrah sudah kulepas jiwa,
masih berjalan rajutan detik,
dibilang rela, tidak juga,
nafas tetap iringi hidup,
terpaksa kujajaki lorong akhir,
bergelimang airmata darah,
sungguh ajaib,
rapuh ku terkoyak,
tercabik tak berbentuk lagi,
masih berulang berbalik arah,
kepada bayang2mu yang menusuk mata.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan